Fasten your seatbelt.. Karena kalian akan memasuki suatu petualangan yang seru tentang GODLY MAN. Kalian akan menerima sesuatu yang mungkin beberapa dari temen-temen belum pernah mendengar sebelumnya. Mungkin akan akan ada perbedaan pendapat, opini dan juga persepsi. Akan ada banyak hal baru yang akan temen-temen terima melalui tulisan ini, yang aku harap akan memberkati temen-temen dan memperlengkapi kalian. Untuk para wanita, ini akan membantu kalian untuk menemukan Godly Man kalian, dan untuk yang pria, ini akan membantu kalian untuk menjadi Godly Man. Selamat membaca ya... Enjoy your reading...
Let Man be a Man
Nah..sebelum aku masuk pada jawaban ku, aku ingin memberikan sedikit gambaran, latar belakang dan juga persepsi yang berbeda kepada temen-temen. Aku tergerak untuk menulis tentang Godly Man ini karena belakangan ini sangat banyak dibicarakan tentang Godly Man..Dan aku perhatiin, mostly yang membicarakan ini adalah para cw. Ga ada yang salah dengan itu, justru aku sangat-sangat senang.
Para wanita sudah mulai menyadari dan mulai membenahi tentang kriteria pria yang akan mereka pilih nantinya..hehehe.. Mengapa aku bilang seperti itu? Karena dari banyak wanita yang aku kenal, dari banyak wanita yang juga konsultasi ke aku, jarang sekali aku temui mereka membuat kriteria untuk mencari seorang Godly Man. Kalau di tanya, rata-rata jawabannya, “Yang baik, sayang ama aku, perhatian ama aku dan sejenisnya” Yah..sesuatu yang sangat standart dan mengambang menurutku..heheh.. So, merupakan suatu yang menggembirakan ketika para wanita mulai membicarakan tentang Godly Man.
Sudah beberapa lama aku mengikuti pembicaraan tentang Godly Man ini. Namun kemudian aku menemukan sesuatu yang sangat krusial dalam pembahasan Godly Man ini. Aku menemukan kembali kita stuck dan juga terhenti pada sesuatu yang sangat general dan tidak aplikatif. Kita berhenti pada suatu pengertian yang diawang-awang dan tidak membumi.
Bahkan ada beberapa wanita yang mulai menetapkan seperti apakah Godly Man itu sesuai dengan standartnya sendiri. Bahkan ga sedikit wanita yang akhirnya kecewa dengan standart yang sudah di tetapkannya sendiri, dan akhirnya menuntut pihak pria untuk melakukan sesuatu sesuai dengan standart sang wanita untuk Godly Man.
Ada juga para wanita yang menetapkan standart yang terlalu tinggi dari yang seharusnya untuk Godly Man, sehingga akhirnya juga merasa kecewa dan merasa kalau Godly Man itu udah tidak ada lagi di dunia ini..hehehe..
Yang cw-cw, jangan merasa tersinggung ya.. Aku bukan sedang menyerang kalian. Aku sedang membantu kalian untuk melihat kenyataannya. Dan buat cwo-cwo, jangan senang dulu, giliran kalian sebentar lagi..hehehe..
Ok, mungkin kalian bingung, maksudnya apa dengan para cw menetapkan sendiri standart Godly Man? Trs maksudnya standart yang terlalu tinggi itu apa? Aku akan kasih beberap contoh kasus yang aku temui ya..
Kasus 1
Sebut saja namanya Ani. Ani adalah seorang cw yang sangat mendambakan seorang Godly Man untuk jadi pasangan hidupnya. Dalam pikirannya seorang yang Godly Man adalah seseorang yang “Holy”, yang setiap hari ngomongin firman, trs ga pemarah, lemah lembut, dan juga yg mengajak dia berdoa setiap kali ketemu. Pokoknya dia punya standar yang sangat tinggi yang dia buat sendiri tentang Godly Man.
Suatu kali dia bertemu dengan seorang cwo di gerejanya. Cwo ini adalah seorang pemimpin komsel. Sudah beberapa bulan, Ani memperhatikan tingkah laku, perkataan, kelakuan dari cwo ini. Sebutlah namanya Ricky. Ani sengaja ikut komsel dimana Ricky berada. Berdasarkan observasi beberapa bulan dan pdkt, Ani akhirnya yakin klo Ricky adalah Godly Man yang dia cari dan ternyata gayung pun bersambut. Ricky ternyata juga ada rasa dengan Ani. Singkat cerita mereka pun pacaran.
Setelah 3 bulan, Ani pun mulai merasa kalau Ricky bukanlah seorang Godly Man yang dia cari. Mereka mulai sering berantem, dan akhirnya Ani ingin memutuskan hubungannya dengan Ricky. Selidik punya selidik, ini yang Ani ceritakan alasan mengapa dia ingin putus.
“Gw pikir Ricky seorang yang rohani..rupanya dia sama aja dengan cwo-cwo lainnya, munafik dan muka dua. Di gereja doang dia “holy”, setelah keluar gereja, dia sama aja kyk cwo-cwo lain. Ricky itu ga pernah mentingin gw..dia lbh mentingin hobby modif motornya dibandingkan gw. Kalau dah ngumpul-ngumpul ama temen-temennya, sms ga pernah bls, tlp ga pernah diangkat. Kalau gw ngambek karena dia lbh mentingin hobinya, dia marah ama gw. Gw dicuekin klo dia lg kumpul ama temen-temennya.
Sejak gw jadian ama dia, dia sama sekali ga pernah bahas firman Tuhan ama gw.. Dia ga pernah ngajakin gw doa bareng. Dia ga pernah ngajakin gw pergi ke KKR mana gt, seminar mana gt yang bahas tentang pendalaman Alkitab. Yang dia omongin soal kerjaannya lah, soal motornya lah”
Kasus 2
Herin adalah seseorang yang radikal akan Tuhan. Dia adalah guru sekolah minggu, dia juga aktif di pelayanan. Herin masih jomblo dan berniat untuk mencari seorang cwo sebagai pasagan hidupnya. Herin ingin pasangannya nanti adalah seorang yang Godly Man. Nah, suatu kali Herin tertarik dengan seorang WL di gerejanya, katakanlah namanya William.
Orangnya cakep, selalu ngomongin Firman, ramah, kyknya ga pernah marah, pokoknya “holy” bgt dah.. Singkat cerita akhirnya William juga suka ama Herin, dan mereka pacaran. Ga lama setelah mereka pacaran, hal yg sama menimpa Herin. Dia mengalami kekecewaan yang besar terhadap William.
Berikut ceritanya Herin ttg William,
“William sepintas kalau dilihat, dia orgnya baik, sopan, perkataannya manis, ramah, tetapi kalau sudah di luar gereja, dia kyk org gila.. Dia kasar bgt orangnya, suka mukul gw..suka ngeluarin kata-kata kotor kalau lagi marah ama gw.. Dia juga orgnya posesif bgt.. gw dah ga tahan lg ama dia”
Nah..apa yang bisa kita pelajari dari 2 kasus td? And btw yang aku tulis ini bukan kasus rekaan atau rekayasa lho.. It’s really happen, cuman nama dan beberapa hal aku modif untuk melindungi kepentingan client..hahaha.. Tetapi inti ceritanya tetep sama. Pada kasus kedua kasus td, kita melihat bahwa yang cw punya standart yang sangat tinggi yang berdasarkan pengertian dan kemauan mereka sendiri soal Godly Man.
Pada kasus pertama bagaimana kita melihat Ani menganggap Godly Man itu sebagai seorang cwo yang sangat-sangat kudus, rohani, ngomongin Firman mulu, selalu ada di dekat dia, ga pernah marah, selalu ngajakin doa bareng, ngajakin KKR dimana-mana dll. Selidik punya selidik pun, ternyata ni cw ga pernah baca alkitab, jd dia mengharapkan si cwo yang share Firman Tuhan ama dia. Ni cw jarang berdoa, so dia mengharapkan cwo nya ngajakin dia doa bareng terus.
Pada kasus kedua, kita melihat bahwa Herin salah dalam menilai Godly Man = Rajin Pelayanan. Tidak ada hubungan, korelasinya antara Godly Man dengan dia seorang WL, dia pemain musik, bahkan seorang pengkhotbah sekalipun. Banyaknya pelayanan, aktifitas rohani yang diikuti seseorang, tidak membuat orang tersebut otomatis menjadi seorang Godly Man. Trs apakah seorang jemaat biasa, yang tidak pelayanan di gereja, dia bukan Godly Man?
So, hari ini, lewat notes ini, aku ingin ajak temen-temen sekalian untuk memiliki pengertian yang benar tentang Godly Man. Ada banyak wanita yang akhirnya kecewa dengan standart yang dia buat sendiri untuk Godly Man. Dan parahnya, para wanita tidak berusaha untuk menjadi Godly Woman terlebih dahulu, namun memaksakan pasangannya untuk menjadi Godly Man.
That’s why ada banyak para pria yang “alergi” dengan para wanita yang banyak kegiatan di gereja, aktifitas rohani, karena para wanita tersebut berusaha menjadikan para pria, menjadi Godly Man sesuai dengan keinginan mereka. Bahkan, lebih parahnya mereka mencoba menyabotase dan mengambil alih fungsi pria sebagai mana seharusnya dengan alasan untuk menjadikan para pria sebagai Godly Man.
Kita terperangkap dengan pemikiran bahwa Godly Man adalah pria yang kerjanya berdoa mulu, bawa-bawa alkitab, muka selalu senyum, selalu gembira, kemana-mana ngomongin Tuhan, melayani di sana sini, menolong sana sini. Akhirnya kita mulai mengubah Godly Man menjadi seseorang yang Perfect Man, and the bad news is, there is no perfect man.
Mengapa kita tidak banyak menemukan Godly Man di generasi ini. Hanya ada dua jawabannya. Pertama kita memiliki kriteria dan standart yang salah soal Godly Man, dan kedua, kita sendiri yang membuat para pria tidak mau menjadi Godly Man. Kita terlalu banyak menuntut para pria untuk melakukan yang seharusnya tidak perlu mereka lakukan.
David Murrow, dalam bukunya “Why Men Hate Going to Church” dan John Eldredge dalam bukunya “Wild at Heart: Discovering the secret of a Man’s Soul” menyimpulkan satu hal yang sama mengapa sedikit Godly Man di generasi ini.
Karena kita telah menyakiti hati para pria dengan memaksa kan mereka untuk menjadi Godly Man seperti yang kita inginkan, bahkan kasarannya, kita membuat pria memaksa pria menjadi Goldy Man seperti yang wanita inginkan. Kita tidak membuat mereka menjadi Godly Man seperti yang Tuhan inginkan. That’s why ada banyak buku tentang pria dan wanita. Semua buku tersebut, intinya cuman satu. Mereka cuman ingin memberitahu kita bahwa pria dan wanita diciptakan berbeda. Pria dan wanita punya kebutuhan yang berbeda-beda, punya cara yang berbeda, cara berpikir yang berbeda dan bahkan cara menyenangkan Tuhan yang berbeda.
Aku kasih contoh yang simple aja. Ini salah satu kutipan dari e-book yang akan aku launching tahun ini yang berjudul “The Rise of Knights, Heroes & Gentleman”
“Terkadang kita tidak mengerti kelakuan dari seorang ayah yang kelihatannya tidak perduli dengan anak laki-lakinya. Misalnya, seorang anak laki-laki mengalami sesuatu masalah, dan ibunya cerita kepada ayahnya, kemudian dengan santainya sang ayah berkata “Ah..tidak apa-apa, kamu terlalu khawatir Ma, tidak perlu dibesar-besarkan.” Sekilas terdengar seperti seorang ayah yang tidak perduli dengan masalah anaknya, namun yang terjadi adalah sang ayah percaya bahwa anaknya dapat menyelesaikan persoalannya.
Atau ketika seorang anak laki-laki yang jatuh dari sepeda, sang ibu pasti langsung dengan berlari mendatangi anaknya, menenangkan anaknya dan bilang, “ya udah, bsk ga usah lg naik sepeda..bahaya” Tetapi kalau sang ayah, dia jalan santai, mengangkat anaknya, membersihkan lukanya, dan bilang, “udah..ga pa2..bsk coba lagi, bsk pasti bisa”
Believe me, keesokan harinya kira-kira nasihat mana yang akan diikuti sang anak laki-laki? Aku yakin bsk dia sudah ada di jalanan mencoba sepedanya. Aku tidak bilang nasihat ibu itu ga penting..sama sekali bukan.. tetapi dalam hal ini, ayah, sebagai seorang laki-laki mengerti bagaimana memperlakukan seorang laki-laki juga.
So, let man be a man.
Godly Man = Jesus’ Standard
Nah, setelah kita bahas panjang lebar tentang latar belakang dan juga alasan mengapa aku menuliskan ini, maka sekarang kita kembali kepada pokok permasalahan tentang seperti apa sich Godly Man itu? Dari banyak jawaban temen-temen, aku coba urutkan 3 jawaban terbanyak. Jawaban terbanyak pertama adalah Takut akan Tuhan, kedua adalah Memiliki Karakter & Pikiran Kristus, ketiga adalah mengasihi dan mencintai Tuhan. Well,,sama sekali tidak ada yang salah dengan jawaban tersebut, bahkan pada kenyataannya, itu semuanya benar sekali. Dan untk mengetahui lebh jelasnya soal ketiga hal ini, aku rekomendasikan temen-temen untuk baca Tulisan K Shinta yang berjudul di sini. http://www.shintapoulsen.com/2011/10/mencari-ayah-untuk-anak2ku-done.html
Namun ada satu jawaban dari temen-temen yang cukup membuat aku berpikir cukup lama. Setelah dia ksh tau seperti apa sich Godly Man itu menurutnya, diakhir kalimat dia menambahkan begini, “tetapi yang gw tuliskan ini juga bisa untuk Godly Woman sich”.
Dari kalimat tersebut, aku mulai tersadar dan mulai cek lagi semua jawaban temen-temen, dan aku menemukan bahwa semua jawaban temen-temen untuk Godly Man bisa juga dipakai untuk Godly Woman. Bicara buah roh, karakter, dll. Dan aku mulai berpikir, berarti ga ada bedanya dong Godly Man dan Godly Woman? Trs apa yang membedakan? Kalau bicara soal cinta Tuhan, mengasihi Tuhan, itu mah bukan cwo doang..cw juga harus seperti itu. Sampai akhirnya aku menerima pewahyuan ini temen-temen.
So, apa yang akan aku tulis ini akan menjawab pertanyaan “Dari mana kita tau dia PRIA yang takut Tuhan, mengasihi Tuhan?”
Pada tulisan ku ini, aku ingin mengajak temen-temen untuk melihat detail, untuk mulai membumi, untuk mulai melihat dengan jelas, seperti apa pria yang Takut akan Tuhan, Memiliki Karakter & Pikiran Kristus, dan yang mengasihi Tuhan itu. Dan ini berlaku spesifik untuk PRIA, and this is the hard part. Kita akan mulai masuk pada rancangan awal Tuhan tentang Pria, kita mulai lihat blueprint Tuhan soal Pria.
Kalau dibilang Godly Man, maka panutan kita adalah Yesus. Tetapi ketika kita ditanya, Yesus itu seperti apa, kira-kira apa yang ada di dalam pikiran kita? Dia itu lemah lembut, sabar, penyayang, baik, penyembuh, dll. Well, ga ada yang salah dengan itu. Namun apabila kita hanya mengerti Yesus sebatas itu, maka kita sedang melihat pribadi Yesus dari satu sisi saja.
David Murrow, mengadakan suatu tes sederhana untuk melihat bagaimana pemahaman kita tentang Yesus.
Tesnya adalah dia menuliskan 2 Kelompok sifat.
Kelompok 1
- competence (kompetensi)
- power (kekuatan)
- efficiency (efisiensi)
- achievement (pencapaian)
- skills (kemampuan)
- result (hasil)
- accomplishment (penuntasan)
- objective (sasaran)
- goal oriented (orientasi ke tujuan)
- self-sufficiency (mencukupi diri)
- Success (sukses)
- Competition (kompetisi)
- Admiration (pengaguman)
Kelompok 2
- Love (cinta/ kasih)
- Communication (komunikasi)
- beauty (keindahan)
- relationship (relasi)
- support (dukungan)
- help (bantuan)
- nurturing (mengayomi)
- Feelings (perasan)
- Sharing (berbagi)
- harmony (keharmonisan)
- community (komunitas)
- loving cooperation (kerjasama penuh cinta)
- personal expression (ungkapan pribadi)
- Understanding (pengertian)
- caring (peduli)
Dari kedua kelompok itu, dia membuat pertanyaan yaitu, “mana dari kedua daftar tersebut yang memuat nilai-nilai Yesus dan murid-muridNya?
Dia melakukan tes kepada 10.000 orang, dan menemukan hasil yang mengejutkan.. sekitar 85-90% orang menjawab Kelompok 2 lebih menggambarkan Yesus dan murid-muridNya dibandingkan kelompok 1.
Dan kesimpulannya adalah, sebenarnya kita tidak terlalu mengenal Yesus secara utuh. Kita hanya melihat Dia dari satu sudut pandang, dan bahkan dalam hasil penelitiannya tersebut, Murrow mengatakan kita akhirnya memandang Yesus sebagai pria yang feminis, dan bukan maskulin. Kita memandang Yesus sebagai pria lemah, yang baik, yang tidak bisa menghadapi kerasnya jaman sekarang, dan akhirnya pria memandang Yesus bukanlah sebagai pria yang patut diteladani.
Tahukah temen-temen bahwa semua sifat-sifat yang di kelompok 1 itu juga Yesus banget? Apakah kalian pernah menyadarinya? Apakah kalian para pria pernah menyadarinya? Tahukah kalian bahwa Yesus itu pria perkasa? Tahukah kalian bahwa Yesus itu lbh dari sekedar pria manis yang kulitnya halus, lembut, seperti yang tergambar dalam foto-foto? He is beyond that..!
Let me explain sedikit soal ini.. Tahukah kalian bahwa menurut penelitian, jika ada orang lain yang siksa seperti Yesus di siksa, maka org tersebut akan mati bahkan sebelum di salib. But the fact is Dia menyelesaikan hidupNya di kayu salib. Dia mampu menerima siksaan yang org lain ga bisa terima. Itu menunjukkan Dia perkasa..itu menunjukkan Dia layak menerima predikat pria sejati. Ada banyak hal lagi tentang ini yang akan aku bahas dalam e-book ku nanti ttg pria, namun hari ini kita akan melihat apa sich pengertian Godly Man menurut standartnya Yesus sebagai Godly Man?
Godly Man Reveal
1. Man of Vision
Ketika ditanya, Godly Man itu seperti apa? Simpel.. The first one, He is the man who knows what His vision in his life is. Godly Man adalah pria yang tau siapa dirinya dan tau mengapa dia ada di dunia ini. Godly Man adalah pria yang mengerti dengan jelas, dan detail, apa yang Tuhan ingin dia lakukan di dunia ini. Apa tujuan hidupnya, mau jadi apa dia, kemana dia akan membawa hidupnya.
Godly Man bukan dilihat ketika dia berada di atas mimbar, ketika dia sedang angkat tangan, ketika dia sedang bernyanyi, ketika dia sedang berdoa, atau bahkan ketika dia sedang berkhotbah sekalipun. Godly Man, dapat dilihat dari whether he knows what is the vision in his life or not.
Tahukah temen-temen bahwa The Greatest Treasure that God gives to a man is vision. Jika kita berpatokan pada Yesus sebagai pria, maka Dia pria yang tahu untuk apa Dia datang ke dunia, apa yang harus dikerjakanNya, mengapa Dia harus mengerjakannya, dan how to do His work. Dia adalah pria yang tahu persis akan apa yang dia harus lakukan di dunia ini.
Aku sempet menulis di notes ku bahwa ada suatu survey yang dilakukan di salah satu media online, dan dia meriset tentang “8 Tanda Pria Punya Masa Depan Cerah” Dan temen-temen tau ga, apa tanda no 1 yang dihasilkan dari riset itu? No 1 tandanya adalah PUNYA TUJUAN HIDUP..PUNYA VISI..!
Wow...dunia aja tahu hal ini..but you guys..para pria..do you know about this? Engkau boleh pelayanan hebat, engkau boleh jadi pengkhotbah hebat, engkau boleh jd WL yang luar biasa, engkau boleh ikutin semua kegiatan rohani yang bisa kalian ikuti, namun ketika pertanyaan ini datang kepada mu, “what is your vision? What is your purpose? Where will you going?” and you can’t answer that, sorry to say, you are not Godly Man.
Banyaknya pelayanan mu tidak menjadikan mu Godly Man. Ada banyak pelayan Tuhan yang aku jumpai, melayani agar dapet duit, melayani karena di market place ga bisa apa-apa trs jad full timer di gereja. Aku menjumpai ada banyak aktivis rohani yang punya segudang pelayanan, namun ketika ditanya, “What is your purpose? Apa tujuan hidupmu? Mau kemana kau bawa hidup ini?” dan dengan rohaninya menjawab “Mengalir aja dalam hidup ini”
Tahukah temen-temen apa yang pertama kali Tuhan berikan kepada Adam, setelah dia diciptakan? Vision...!! Kejadian 1:28 berkata, ”Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi."
My question, apakah mereka pada saat itu sudah beranak cucu? Apakah pada saat itu mereka sudah berkuasa atas ikan, burung dan segala binatang? Not yet.. But that’s vision. Vision is given before everything happen. Setiap pria hebat di dalam alkitab, sebelum melakukan perkara-perkara yang besar, mereka menerima visi terlebih dahulu dari Tuhan.
No wonder engkau blm melakukan apa-apa bagi generasi ini. No wonder engkau tidak berdampak apa-apa buat generasi ini. No wonder para pria “mandul” hari-hari ini, no wonder kita para pria “terbelakang” dibandingkan para wanita hari-hari ini, no wonder kita para pria seolah-olah tidak lagi menunjukkan kemampuannya hari-hari ini.
No wonder banyak pria yang bermain-main dengan hidupnya, no wonder byk pria yang memandang rendah hidupnya, no wonder banyak pria yang sembarangan dengan hidupnya.. Semua karena engkau tidak mengetahui apa yang menjadi visi hidupmu..tujuan hidupmu. Engkau belum menerima dan belum mengetahui apa yang menjadi visi mu di dalam hidup. Dan parahnya engkau bahkan belum bertanya pada Tuhan, untuk tujuan apa engkau ada di dunia ini..
Aku tidak sedang berbicara tentang tujuan hidup secara general, seperti menyenangkan Tuhan, menyembah Tuhan, memuji Tuhan dll. I’m talking about specific purpose, specific vision, that God has put in you personally.
Do you know guys, setiap hal yang kita lihat di dalam dunia ini, semuanya bermula dari visi. Apa yang membuat para tokoh-tokoh jaman dulu bisa mengubah dunia ini? Apa yang membuat mereka bisa berdampak buat generasi ini? Semua hanya dimulai dari satu kata, yaitu Visi.
Karena visilah maka Marthin Luther King memperjuangkan hak orang kulit hitam, karena visilah maka Thomas Alfa Edison menemukan bola lampu, karena visilah makanya Wright Bersaudara menemukan pesawat terbang, karena visilah makanya manusia bisa menginjakkan kaki di bulan, karena visilah makanya ada mobil Honda hari ini, bahkan karena visi seorang Soekarno lah, makanya ada negara yang bernama Indonesia.
So, para pria, jika pertanyaan ini datang pada mu hari ini? Apakah yang menjadi jawabmu? Sudah bisakah engkau menjawabnya?
Aku tidak bosan-bosan mengatakan kepada para pria, “Mencari visi mu, tujuan hidupmu, lbh penting daripada mencari wanita..!!”
Adam, menerima dan menemukan visinya terlebih dahulu, baru Tuhan berikan Hawa. Mencari pacar, mencari cw, it’s not your number 1 priority..!! Itu bukan tujuan hidup mu hanya sekedar cari cw, cari pacar..!! But find you purpose and vision first…!! And then…setelah kalian bisa mencari tau tujuan hidup kalian, visi kalian, dan kalian mengerjakannya, Tuhan akan bawakan wanita itu pada mu, dan kalian bisa bilang, “This is my vision…come, follow me..be with me Honey to work this vision, help me to get there…”
Ladies, harusnya itu menjadi kalimat teromantis yang pernah diucapkan pria, yang kalian dengar dalam hidup mu..dibandingkan sekedar kata “I love you”.
Mengapa pria butuh tau apa yang menjd tujuan hidupnya? Why the man need vision? Simple. Dikatakan bahwa pernikahan adalah bahtera rumah tangga dan pria adalah kapten kapalnya. Nah, can you imagine, seorg kapten kapal yg ga tau ke mana dia harus berlayar?? Can you imagine that? No wonder banyak hubungan pacaran bahkan pernikahan kandas ditengah jalan..krn pria tidak memiliki tujuan hidup. Pria tidak tau apa yg menjadi visi nya dalam hidup ini.
Para pria..Find your vision.. Without vision, you just like pengembara yang mengembara tanpa tujuan. Listen to me para pria..you will never found your completeness, fullness in God, without the vision from God.
Dalam setiap manusia, ada rasa kehampaan, kekosongan yang hanya bisa diisi oleh Tuhan. Bagi seorang wanita, kekosongan itulah "Love", dan bagi seorg pria, kekosongan itu adlh "Vision, purpose & Destiny".
Mengapa seorang yang punya visi dikatakan Godly Man, karena visi adalah bukti keintiman dan kedekatan mu dengan Tuhan. Visi adalah bukti bahwa engkau melekat kepadaNya, sehingga Dia memberitahukan kepada Mu ttg apa yang menjadi isi hatiNya pada mu..Dia menceritakan kepada mu mengapa Dia mengutus engkau untuk ada pada zaman ini, pada waktu ini dan pada generasi ini. Visi adalah bukti bahwa engkau mengasihi Tuhan, sehingga engkau akan melakukan, dan mengerjakan apa yang menjadi tujuan mu di dalam hidup ini.
Jika engkau mengasihi Tuhan, maka engkau sangat rindu untuk tahu apa yang menjadi isi hati Tuhan, engkau sangat rindu untuk melakukan apa yang menjadi kerinduanNya dalam hidupmu. Dan itu adalah visi.
Visi adalah bukti bahwa engkau sangat mengasihi Dia dan tidak ingin mengecewakanNya. Engkau tidak ingin menyia-nyiakan waktu mu untuk melakukan hal-hal yang tidak berguna, engkau akan mengejar dan melakukan visi mu, karena engkau sangat mengasihi Dia.
Aku percaya, bahwa dalam diri setiap pria, Tuhan taruhkan sesuatu hasrat untuk mencapai sesuatu, untuk melakukan sesuatu, untuk mengubah sesuatu, untuk berjuang demi sesuatu, untuk membuktikan sesuatu. Dan bukan tanpa alasan, maka kita, pria memiliki hormon Testosteron yang banyak dalam tubuh kita, yang hanya sedikit dimiliki wanita. Tahukah temen-temen bahwa itu adalah alat, yang sengaja Tuhan taruhkan untuk membantu kita mencapai visi yang dia taruhkan dalam hati kita.
Aku bukan mengatakan bahwa wanita tidak butuh visi, wanita tidak menerima visi, tetapi someday, visi wanita, ketika dia menikah, akan melebur dengan visi suaminya, karena dalam keluarga, tidak bisa ada dua pemimpin..dan kapal, tidak bisa ada dua kapten dan dua arah yang berbeda. Tugas prialah yang menentukan mau dibawa kemana keluarganya, mau dibawa kemana masa depan hubungannya, mau dibawa kemana pernikahannya.
So, ladies..listen to this.. Bagaimana engkau tahu seorang pria adalah Godly Man? Ketika km suka dengan seseorg, dan punya kesempatan berkenalan dan ngobrol-ngobrol dengan pria tersebut dan ingin mengenal pria tersebut lbh jauh, the first question yg harus kalian tanyakan adalah, “what is your visión?”, “What is your purpose in this life?”. Aku ga peduli sehebat apa pelayanannya, sebanyak apa kegiatan rohaninya, semuanya akan sia-sia jika dia tidak tau apa yang menjadi tujuan hidupnya secara spesifik.
Kenali apa yang menjadi visi dari calon pasangan mu. Ketika pun engkau sedang pacaran, jangan habiskan waktu mu hanya untuk nonton berduaan, sekedar makan bersama, tp habiskan waktu mu untuk cari tau apa yang menjadi visi Tuhan dalam hidupnya. Believe me, ketika engkau mendengarkan apa yang menjadi visinya, engkau akan terkagum-kagum akan Tuhan atas hidupnya dan akan mengerti mengapa dia layak disebut sebagai Godly Man.
Doakan, aku juga sedang merancang, suatu tulisan, cd audio dan juga seminar ttg visi, juga bagaimana cara mengetahui apa yang menjadi visi kalian, apakah itu visi atau ambisi, apakah itu visi dari Tuhan atau tidak. Karena kita sedang berada di generasi yang tanpa tujuan, tanpa visi. Dalam Kisah Rasul 13:36 dikatakan, “Sebab Daud melakukan kehendak Allah pada zamannya” Ini yang menjadi kerinduan ku, setiap pria di generasi ini, melakukan kehendak Tuhan, mengerjakan visinya pada zaman ini, pada generasi ini.
2. Man of Work
Ada satu hal yang menarik yang aku perhatikan ketika dua orang pria dewasa bertemu..ntah itu baru pertama kali bertemu, atau sudah saling kenal tetapi lama tidak berjumpa. Ketika bertemu, pertama-tama pasti nanya kabar, atau kalau belum saling kenal, ya kenalan nama. Kemudian hampir di setiap kali perkenalan, pertanyaan ini selalu muncul kedua, yaitu soal pekerjaan. Ntah itu nanya “kerja dimana sekarang?” atau “Gimana kerjaan?” atau “ kerjaannya apa?”
Hal yang sangat berbeda akan kita jumpai ketika dua wanita bertemu. Setelah kenalan, maka jarang sekali yang ditanyakan adalah pekerjaan. Yang ditanya kabar si anu, ditanya si A sudah punya anak apa belum, dll. Pokoknya sesuatu yang lebih bersifat relation. Meskipun wanita yang bekerja, sangat jarang sekali membahas pekerjaan dengan sesama wanita ketika mereka di luar jam kantor. Kalaupun ada yang dibicarakan soal pekerjaan, itu bukan murni pekerjaan, melainkan ngomongin soal bosnya, soal temennya, sekertarisnya bos dll.. hehehe.. Bnr ga ni yang cw2 yg sudah bekerja?
Nah, ketika aku menyadari hal ini, aku mulai bertanya, mengapa yang kata “pekerjaan”, “kerja” , “job” itu sangat erat kaitannya dengan pria. Dan bahkan pria secara psikologi mengidentifiaksi dirinya dengan pekerjaan yang mereka “sandang”. Hal ini terkadang banyak membuat para wanita frustasi, seolah-olah yang dipikiran pria hanya kerja dan kerja. Namun, teryata bekerja adalah design awal, rancangan awal Tuhan untuk para pria. Bekerja, adalah sesuatu salah satu perintah Tuhan kepada Adam. Tuhan memerintahkan Adam untuk bekerja, mengusahakan taman EDEN.. Bekerja bukanlah kutukan buat pria, tetapi adalah keharusan.. Perintah bekerja datang sebelum manusia jatuh dalam dosa.
So artinya pria bekerja bukan karena dosa, tetapi karena emang itu yang Tuhan mau, bahkan paulus berkata, jika seseorg tidak bekerja, jgn dia makan. So para pria, ketika memang sudah waktumu bekerja, bekerja lah..!! Bahkan bekerja telah diberikan kepada adam sebelum adam bertemu dengan hawa.. So WORK BEFORE WOMAN..!
Bekerja sudah menjadi suatu “benih” yang Tuhan tanamkan dalam setiap pria. That’s why kita bisa melihat bahwa ada banyak pria yang stress, membunuh, menganiaya istri dan anak, adalah para pria yang tidak bekerja, pengangguran.
Deep inside mereka, ada kekosongan yang hanya bisa diisi dengan bekerja. Namun karena mereka tidak menemukan pekerjaan, mereka jd stress dan banyak yang bunuh diri. Pada banyak kasus ditemukan bahwa pria lbh stress ketika tidak bekerja dibandingankan wanita. Sedangkan wanita lebih banyak stress ketika bekerja dibandingkan pria.
Nah, terus apakah kalau belum bekerja (masih sekolah atau kuliah) artinya belum Godly Man? Aku ingin luruskan bahwa menjadi Godly Man adalah suatu proses yang panjang. Bukan sesuatu yang instant. So, meskipun kalian belum bekerja karena masih sekolah dan kuliah, namun kalian harus memiliki visi dan juga pemikiran untuk bekerja.
Dalam notes ku yang lainnya, aku menuliskan salah satu kriteria utk tau kapan waktu yang tepat utk memulai hubungan dengan lawan jenis, adalah ketika engkau sudah bekerja..!! Ladies,,jgn pernah menjalin hubungan cinta dengan pria yang belum bekerja..! Krn dia sendiripun masih dibiayai keluarganya, dan ketika kalian berpacaran engkau hanya akan menjadi beban baginya dan keluarganya..!
Ketika seorang pria bekerja, itu akan menunjukkan besarnya tanggung jawab yg bisa sang pria tersebut hadapi, itu akan menunjukkan bahwa pria tersebut bener-bener mempersiapkan masa depan mereka dengan pasangan kalian.
Nah, I’m going a little bit deeper now..
Ketika kalian mendengar kata “bekerja” jangan langsung berpikiran bahwa itu adalah kerja kantoran. Bekerja disini maksudnya adalah kita mengeksekusi apa yang menjadi visi kita sebelumnya (di point 1). Dewasa ini, kita menyempitkan pengertian “bekerja” dengan kalau di kantoran, itu lah bekerja.
Kita bingung antara “job” dengan “work”. Bahkan seorang pakar Human Resource, Rene Suhardono menuliskan sebuah buku yang berjudul “Your Job is Not Your Career” yang menegaskan bahwa ada perbedaan yang besar antara job dengan career. Menariknya, ternyata buku manual kita sudah terlebih dahulu menyatakan perbedaan tersebut, namun kita menyadarinya dan tidak pernah mau menggalinya untuk mengetahui apa maksud dan rancangan Tuhan dalam bekerja.
Nah, kata “bekerja”, “mengusahakan” dalam buku manual kita berasal dari kata “eregon” yang memiliki beberapa arti.
Arti pertama adalah “to become” (untuk menjadi).
Arti kedua adalah “to manifest” (untuk memanifestasikan).
Arti ketiga adalah “to fulfil” (untuk memenuhi)
Arti keempat adalah "to reveal" (untuk membuka, mengungkapkan)
Arti kelima adalah “to become yourself” (untuk menjadi diri sendiri)
Dengan kata lain, kata bekerja atau “eregon” memiliki arti “to discover and to become what you created to be through self manisfestation” (mencari tau, menggali, menemukan dan menjadi seperti apa engkau diciptakan melalui manifestasi atau pembuktian diri)
Wow... This is something yang tidak pernah diajarkan kepada kita. Kita diajarkan bekerja adalah sesuatu yang kita lakukan. That’s why kita bisa dipecat. That’s why buku manual kita tidak menggunakan kata “job” tp “work”. What the different?
These are the different:
“Job” is what they pay you to do, “work” is what you born to do.
“Job” is your skill; “work” is your gift
“Job”, they can fired you from, but your “work”, they can't touch
“Job”, you can retire of it, but the “work”, you can't retire of it. Coz your work is your gift.
Nah, ketika Tuhan menyuruh Adam untuk bekerja, mengusahakan taman Eden, Tuhan sedang menyatakan “Be come”. Artinya yang dia kerjakan adalah sesuatu yang memang Tuhan rancangankan untuk dia kerjakan.
Kita dibangku kuliah, diajarkan, disipkan, dididik untuk menjadi orang-orang yang siap kerja, namun kita tidak diajarkan apakah arti yang sebenarnya dari bekerja. That’s why mengapa seorang pria yang bekerja, yang mengerti apa arti bekerja yang sesungguhnya, itulah yang disebut sebagai Godly Man.
Bekerja adalah menjadi seperti apa yang telah Tuhan rancangankan ketika engkau diciptakan di rahim ibumu. Bekerja adalah bentuk perpanjangan tangan Tuhan di muka bumi melalui manusia. Bekerja adalah suatu bentuk di mana kita mengerjakan apa yang menjadi tujuan dan visi kita yang tuhan taruhkan di dunia ini. Bekerja adalah menumbuhkan benih visi, impian dan cita-cita yang telah Tuhan taruhkan sehingga menjadi kenyataan dan berbuah.
Ilustrasinya begini, ketika di tangan kita ada benih pohon apel. Ketika kita perintahkan benih itu untuk bekerja, maka sebenarnya kita sedang memerintahkan dia untuk menjadi pohon apel yang menghasilkan banyak buah apel. Kita tidak bisa menyuruh benih apel untuk tumbuh menjadi pohon durian, atau rambutan. That is work.
So, ketika seorang pria tau apa yang menjadi visinya, namun tidk mengerjakan visinya, tidak memperjuangkan visinya, tidak merealisasikan visinya, bahkan membawa mati visinya, sorry to say, you are not Godly Man!
Mungkin ini terdengarnya kasar, atau men-judge. But I’m not judging you..aku sedang tidak menghakimi kalian, para pria. Tetapi aku sedang meng-encourage kalian untuk berani mengambil sikap dan tindakan untuk merealisasikan apa yang Tuhan taruhkan dalam hidup kalian.
Bekerja seharusnya adalah sesuatu yang yang engkau kandung, sesuatu yang engkau bawa ke dunia ini, yang harus engkau keluarkan, engkau realisasikan untuk generasi ini.
That’s why no one can fire you form your work..! Karena mereka tidak bisa menghalangi engkau menjadi apa yang seharusnya engkau jadi.
That’s why mengapa para pria jaman sekarang tidak lagi banyak menghasilkan sesuatu yang luar biasa untuk generasi ini, karena mereka stag, terperangkap dalam “job” and not do their “work”.
Saat ini ada banyak pria yang frustasi karena mereka mendefenisikan “bekerja” menjadi “job”. Bekerja bukan lagi menjadi bentuk self manifestation, tetapi menjadi bentuk sekedar mencari uang untuk bertahan hidup. Bekerja bukan lagi menjadi bentuk manifestasi dari visi, tetapi menjadi suatu “liturgi” bahwa setelah kuliah ya bekerja.
Kita diajarkan bahwa tujuan bekerja adalah mencari uang, that’s why kita ga kaya-kaya. That’s why negara kita tidak makmur, karena para prianya tidak mengerti dan tidak mengerjakan “work” mereka dalam hidup ini.
Aku banyak mengikuti seminar-seminar tentang menjadi kesuksesan dll. Semua seminar itu berkata, kalau mau sukses jadi kaya jadilah pengusaha properti, kalau mau jadi kaya, jadilah pegusaha dibidang saham. Mereka semua mengajarkan bahwa untuk jadi sukses, uang harus mengejar kita bukan kita yang mengejar uang. Tetapi setelah mengikuti banyak seminar, maka aku menemukan sesuatu yang sangat krusial, sesuatu yang merupakan inti dari semua seminar yg ada.
Aku kasih gambaran logikanya seperti ini. Untuk menjadi sukses, berkelimpahan, maka uang harus mengejar kita bukan sebaliknya. Nah, bagaimana agar uang yang mengejar kita? Simpel.. Do your work..! Do what you do born to do.
Kerjakan setiap visi, impian, harapan Ilahi yang Dia taruhkan dalam hidupmu, and then..believe me..kekayaan, kesuksesan, uang akan mengikutimu. Kita bekerja bukan untuk mencari uang, tetapi untuk memanifestasikan benih yang sudah Tuhan taruhkan, and then..all the blessing, all the prosperity, all the money will follow you.
Aku tidak pernah menemukan ada seseorang yang mengerjakan “work” nya yang menjadi gembel, gelandangan, luntang-lantung, ga ada duit dll. Semua mereka yang mengerjakan “work” mereka, diberkati Tuhan. Why? Karena mereka mengerjakan apa yang memang Tuhan rancangkan untuk mereka kerjakan. Why? Coz your work is your purpose...and your purpose is something that you are born to do.
So kalau kalian ingin menjadi Godly Man, find your work dan kerjakan your “work”. If God’s plan is you become a doctor, become a doctor then. If His design was you to become a businessman, then be a businessman. And to do your “work” membutuhkan keberanian. Membutuhkan ketekunan, membutuhkan pengorbanan, karena akan ada banyak orang yang akan menentang dan akan menghalangi engkau.
That’s why David said to Salomon before he died, “So be strong, show yourself a man, be a man..!!“ Dibutuhkan kekuatan, keberanian untuk menjadi seorang pria. Kekuatan, keberanian untuk bisa merealisasikan setiap mimpi, visi, benih yang Tuhan taruhkan dalam hidup kita. Be a man, be a Godly Man..!!
Aku harap ini akan memberkati teman-teman.. Dan ini baru part 1 teman-teman. Aku akan lanjutkan lagi beberapa point lagi di part 2 nya.
by
Strongeagle
“See you at the finish line..!”
PS: Jika kalian merasa di berkati dan mau meng-copy paste notes ini, silahkan2 saja, tp tolong di tulis siapa penulisnya, (Strongegale "morris" Generation) dan tolong aku di tag juga di notes kalian itu, sehingga aku bisa tau reaksi org2 sebagai bahan masukan buat ku.. Dan jika ada pertanyaan, silahkan lgsg di comment atau di message ke fb ku..
GBU
... Akupun pernah terjebak dengan impianku tentang Godly Man... Melihat kesempurnaan dalam sosok seorang laki-laki dan kemudian mulai kecewa karena satu persatu terlihat ketidak sempurnaan yang ada... akupun belajar bahwa Bapa merancang kehidupan pria dan wanita sangat istimewa dengan visi dan tujuan yang jelas... dan kesempurnaan itu tampak ketika seorang laki-laki tahu tujuan dan visinya ada di dunia...
Find ur purpose
_angie maurene_