Minggu, 22 Januari 2012

Gong Xi Fa Cai 2012... Xin Nien Kuai Le



Gong Xi Fa Cai, Wan Shi Ru Yi, Nian Nian You Yu Cai, Da Ji Da Li, Shen Yi Xing Long...

ucapan selamat tahun baru imlek dariku yang memiliki garis keturunan chinese tapi sangat amat tidak paham dengan tradisi dan kebudayaan leluhurku...

Tahun Baru Imlek merupakan perayaan terpenting orang Tionghoa. Perayaan tahun baru imlek dimulai di hari pertama bulan pertama (bahasa Tionghoa: 正月; pinyin: zhēng yuè) di penanggalan Tionghoa dan berakhir dengan Cap Go Meh 十五冥 元宵节 di tanggal kelima belas (pada saat bulan purnama). Malam tahun baru imlek dikenal sebagai Chúxī yang berarti "malam pergantian tahun". _wikipedia_


Mitos Tahun Baru Imlek

Menurut legenda, dahulu kala, Nián (年) adalah seekor raksasa pemakan manusia dari pegunungan (atau dalam ragam hikayat lain, dari bawah laut), yang muncul di akhir musim dingin untuk memakan hasil panen, ternak dan bahkan penduduk desa. Untuk melindungi diri mereka, para penduduk menaruh makanan di depan pintu mereka pada awal tahun. DIpercaya bahwa melakukan hal itu Nian akan memakan makanan yang telah mereka siapkan dan tidak akan menyerang orang atau mencuri ternak dan hasil Panen.

Pada suatu waktu, penduduk melihat bahwa Nian lari ketakutan setelah bertemu dengan seorang anak kecil yang mengenakan pakaian berwarna merah. Penduduk kemudian percaya bahwa Nian takut akan warna merah, sehingga setiap kali tahun baru akan datang, para penduduk akan menggantungkan lentera dan gulungan kerta merah di jendela dan pintu. Mereka juga menggunakan kembang api untuk menakuti Nian. Adat-adat pengurisan Nian ini kemudian berkempang menjadi perayaan Tahun Baru. Guò nián (Hanzi tradisional: 過年; bahasa Tionghoa: 过年), yang berarti “menyambut tahun baru”, secara harafiah berarti “mengusir Nian”.
 
Sejak saat itu, Nian tidak pernah datang kembali ke desa. Nian pada akhirnya ditangkap oleh 鸿钧老祖 atau 鸿钧天尊Hongjun Laozu, seorang Pendeta Tao dan Nian kemudian menjadi kendaraan Honjun Laozu. _wikipedia_

Di Indonesia, Sejak tahun 1968 s/d 1999, perayaan tahun baru Imlek dilarang untuk dirayakan di depan umum. Hal itu berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 14 Tahun 1967, yang dikeluarkan oleh Presiden Soeharto. Serta melarang segala hal yang berbau Tionghoa, termasuk di antaranya tahun baru Imlek.

Namun, sejak kepemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid, masyarakat keturunan Tionghoa di Indonesia, kembali mendapatkan kebebasan dalam merayakan tahun baru Imlek, yaitu di mulai pada tahun 2000. Dimana, Presiden Abdurrahman Wahid secara resmi mencabut Inpres Nomor 14/1967.

Serta menggantikannya dengan Keputusan Presiden Nomor 19/2001 tertanggal 9 April 2001 yang meresmikan Imlek sebagai hari libur fakultatif (hanya berlaku bagi mereka yang merayakannya).

Selanjutnya, baru pada tahun 2002, Imlek resmi dinyatakan sebagai salah satu hari libur nasional oleh Presiden Megawati Soekarnoputri mulai tahun 2003 hingga saat ini
... _kabar indonesia_
beautiful ornament at Mantos Mall Manado
warga keturunan chinese sangat banyak diseluruh dunia, merupakan suku bangsa dengan jumlah penduduk terbanyak... salah satunya di Indonesia... 

Seperti yag ku tuliskan di awal blog ini, bahwa akupun harus mengakui kalau aku adalah salah satu dari warga keturunan chinese yang bisa hidup dan melakukan semua aktivitasku di Indonesia... walaupun aku sendiri tidak mengetahui dengan jelas setiap tradisi orang china seperti kebanyakan warga keturunan lainnya... ini semua punya sebab dan akibat... 

Kerasnya penolakan dan intimidasi terhadap warga keturunan di Indonesia pada zaman dahulu membuat keluarga besar papaku sesudah kematian opa (_opaku impor langsung dari Kanton China, cakep banget seperti pemain-pemain film china yang kuliat di TV, sayang aku gak pernah mengenalnya secara langsung) berusaha melupakan setiap tradisi leluhurnya demi kelangsungan hidup di Indonesia walaupun omaku sendiri gak 100% pure Indonesia... 
Semua nama keluarga, semua tradisi, bahasa seperti lenyap... hanya satu hal yang gak bisa lenyap walaupun keluarga besar papaku termasuk papa menikah dengan orang minahasa... satu hal yang gak bisa dipungkiri bahwa kami memiliki warisan wajah oriental... itu gak bisa dihapus dengan cara apapun... termasuk ketika pasien-pasienku memanggilku dengan sebutan "dokter cina" atau adik-adikku memanggiku dengan sebutan "cici"

Kebebasan beragama termasuk adat istiadat tionghoa yang akhirnya diperoleh pada pemerintahan presiden Gus Dur membuat warga keturunan bisa bernapas lega dan lebih leluasa dengan adat istiadat yang ada termasuk merayakan imlek secara terbuka...

Me and the ornament of Chinesse New Yar

Aku sendiri gak pernah menyesal dengan hilangnya tradisi itu bertahun-tahun dari hidup keluarga besarku... ada maksud yang baik di balik itu semua, termasuk betapa aku tidak kesulitan untuk sekolah dan bekerja... dan satu keuntungan lagi adalah tipikal wajah orang minahasa tidak jauh beda dengan wajah oriental sehingga kalau kalian berada di kotaku Manado akan ada sedikit kesulitan membedakan mana yang warga keturunan dan mana yang pure minahasa...

Meskipun tradisi tionghoa sebagian besar tidak di kenal di keluarga besarku tapi warisan wajah, warisan semangat juang khas orang tionghoa yang tidak kenal menyerah, yang pedagang ulet melekat kayak lem dan perangko, sebagai warisan turun temurun dari Yuen Tak kepada anak cucunya...

Aku bangga sebagai warga negara Indonesia... termasuk dalam suku bangsa terbesar di dunia... dan diatas semuanya aku bangga menjadi warga Kerajaan Allah yang tidak membedakanku berdasarkan suku, warna kulit, atau kebangsaanku...

Happy Chinesse New Year...  
_angie maurene_

Gong Xi Fa Cai 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar