Sabtu, 29 Oktober 2011

SOLO Run

Solo run? identik sama pemain bola yang lari sendiri ke gawang lawannya dan kemudian mencetak gol... tapi jujur saja, titlenya lebih terinspirasi sama chicken run... ini kisah night shiftku yang seru (hmmm sebenarnya hampir semua night shiftku punya kisah seru)

semboyan abadiku kalo jaga tetap saja jadi semboyan "gak ada dreg gak ada kesan"... wara wiri RS mulai dari jam 2 dan kali ini lumayan special karena sampai jam 10 malam keluhan gak berhenti, aku harus ke irina anggrek bolak-balik 3 kali, aku harus ke RPI diarah yang berbeda bolak-balik 3 kali, aku harus ke ICU beberapa kali mengecek pasien yang hampir semua adalah pasien bedah dan artinya aku bertanggung jawab untuk mereka semua, belum lagi pasien2 di Irina A atas dan A bawah... apalagi hari ini aku harus memperbesar kesabaranku terhadap coassistenku yang 'rada' gak bertanggung jawab dengan shift mereka, datang seenaknya dan sesuka hati, pergi gak kasih tau... beneran membuatku jengkel tapi aku harus tetap dalam kontrol kalo gak jaga malamku bakal berakhir dengan amat sangat tidak menyenangkan...

Sesudah jam 10 inilah waktunya untuk late lunch plus dinner, dari siang gak pernah sempat buat masukin makanan ke perut saking sibuk wara-wiri... dan finally bisa merasakan air hangat di kamar mandi di ruang residen... belom keluar dari strawberry room (para ladies surgeon menyebut ruang residen cewe dengan sebutan itu) HPku yang merupakan stuntman alias pemerang pengganti karena pemeran utamanya si Hitam akhirnya almarhum setelah berjuang melawan hemiparase yang dideritanya... hikssss... hikssss.... berbunyi dengan lembut "dok, tadi interkom dari icu, katanya ada yang tiba-tiba apneu" cukup 1 kata yang menarik semua perhatianku "APNEU" - bahasa awamnya tidak bernapas... artinya pasienku dalam kondisi kritis... jarak antara kamar residen dan icu gak nyampe 200 meter dan ketika telponku itu kututup maka berlarilah daku seperti dalam film chicken run... kayaknya bisa menjadi sprinter, gak nyampe semenit aku sudah berada di icu dan berusaha melakukan RJP dan bantuan resusitasi lainnya... (pada akhirnya pasienku die in peace... ini pasien ke-2ku yang RIP ketika aku jaga dalam 2 bulan terakhir)...

Setelah aku menyatakan pasien meninggal dihadapan keluarganya barulah aku sadar bahwa aku telah melakukan sesuatu yang 'wow' dengan berlari di tengah malam dalam jarak yang lumayan, dan anehnya otot-otot kakiku tidak merasakan kejang atau nyeri karena tiba-tiba harus berlari kencang... akhirnya aku tahu kenapa aku 'dipaksa' wara-wiri dari sore sampai malam, dengan begitu otot-otot kakiku sudah terlatih dan gak kejang ketika aku harus melakukan 'sprinter' ke icu... ALLAHlah yang tahu kenapa harus begitu...

Sekali lagi tergantung dari sisi mana kamu memandangnya, ketika aku menjalani jam 2 - 10 malam rasa bete itu ada, rasa jengkel ada, apalagi aku dengan perut kelaparan, ditambah coas2ku yang gak bisa komit dengan jam jaga mereka... tapi ketika aku melewati peristiwa icu itu barulah aku tahu kenapa aku harus menjalani fase jam 2-10 malam... tanpa fase itu belum tentu aku kuat untuk melakukan sprint, belum tentu otot kakiku gak kejang kalau tanpa pemanasan...

Simple case, but full of meaning... thank God always listening always understanding






Tidak ada komentar:

Posting Komentar